Sebuah kisah nyata coba di sharebbm untuk jadi pelajaran bagi kita semua. Prittt ... Prittt .... Prittt suara sempritan polisi lalu lintas di sebuah perempatan lampu merah di tengah ibukota yang padat. Si pengendara mobil langsung meminggirkan kendaraannya dan keluar dengan wajah tergesa-gesa dan memelas.
"Selamat siang bapak", tegur pak polisi dengan tangan hormat, "tolong tunjukan SIM nya". Dengan wajah kesal si pengemudi keluar dari mobilnya dan berkata"maaf pak, saya menerobos lampu lalu lintas, tapi tolong saya jangan ditilang pak, saya buru-buru karena anak saya ulang tahun"
Dengan tatapan mata memohon pengemudi yang bernama Ari itu menatap wajah polisi tersebut, yang ternyata adalah teman SMA nya dulu. "Lho kamu khan Tono, teman SMA dulu ?" sambut ari dengan wajah lega. Tapi si polisi tersebut hanya tersenyum sambil tetap bersikukuh meminta SIM sahabat SMA nya dulu itu.
Dengan wajah kecewa Ari pun memberikan SIM nya lalu masuk kedalam mobil sambil membanting pintu dengan raut kesal. Sementara Tono si Polisi menulis sesuatu di kertas tilang nya di kap mobil Ari. Beberapa saat kemudian Tono mengetuk kaca mobil Ari. Sambil memandangi wajah Tono penuh kecewa Ari pun membuka kaca mobilnya sedikit menerima kertas tilang yang telah ditulis oleh pak polisi dan berlalu tanpa kata
Sambil menggerutu, kesal dan campur baur perasaan tidak enak lainnya, Ari membuka kertas tersebut. "Hei ... Apa ini, kok SIM saya dikembalikan ?" dan ada tulisan di balik surat tilang dari Tono. Segera Ari baca tulisan tersebut
"Hai Ari, kamu tau nggak, dahulu saya punya anak satu-satunya yang meninggal di tabrak oleh penerobos lampu lalu lintas. Pengemudi nya dihukum dan setelah 3 bulan bebas dan dia bisa berkumpul lagi dengan anak dan keluarganya, sedangkan saya tidak bisa melihat apalagi memeluk anak saya".
"Beribu kali saya mencoba untuk memaafkan pengemudi tersebut, namun tetap tidak bisa" "Maafkan saya Ari, hati-hatilah di jalan, salam buat keluargamu dan selamat ulang tahun buat anakmu" Ari langsung terperangah mengerem mendadak, sembari menoleh kebelakang namun Tono sudah tidak ada lagi di pos polisi.
Sepanjang jalan perasaan Ari tidak menentu, berharap kesalahannya dapat dimaafkan.
Tidak selamanya pengertian kita sama dengan pengertian orang lain, terkadang suka bagi kita justru duka bagi orang lain. Kisah polisi yang menilang sahabatnya nya ini sangat menginspirasi, semoga bisa membuat kita lebih memahami orang lain, bukan orang lain yang memahami kita.
Sumber : Facebook, Gambar : by google
Sumber : Facebook, Gambar : by google
0 komentar:
Posting Komentar